Meskipun diantara teman-teman banyak yang kurang suka turun ke darat ketika kapal buang jangkar disini, saya merasa Belize seperti di Indonesia, sehingga mampu mengurangi kangen pada kampung halaman.
mungkin karena cuacanya yang sama dengan di Indonesia yang tropis. keringat rasanya terus bercucuran ketika berjalan-jalan disini.
meskipun ukurannya yang kecil, Belize memiliki kebudayaan beragam yang terdiri dari berbagai society.. karena pernah dijajah oleh Inggris, penduduk disini pun cakap berbahasa Inggris.
Karena tidak memiliki pelabuhan yang bisa menampung kapal-kapal berkapasitas besar, maka penumpang kapal pesiar harus ditransfer memakai boat-boat kecil kedaratan.




Kota Belize yang sangat dekat dengan pelabuhan adalah sebuah kota kecil yang penduduknya sangat ramah, senyum hangat menyapa kami ketika berjalan-jalan di tengah kota.
Pusat perdagangannya juga kecil tetapi bisa dibilang lengkap untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kami, karena toileteries tidak disediakan dikapal maka kami harus membelinya sendiri. sering kali kami membelinya disini karena harganya yang sangat murah dibandingkan dengan harga di tempat lain Caribean.



Dan satu lagi yang membuat saya dan teman-teman senang di Belize adalah sebuah tempat makan Chinesse food yang berada di sana, dengan hanya sekitar US$ 10 kami dapat menikmati berbagai hidangan asia yang lezat.


Selain karena faktor letaknya, Belize terkenal di antara para penyelam karena keanekaragaman kehidupan bawah lautnya, di Belize juga terdapat The Great Blue Hole yang menakjubkan.
 Karena jam istirahat yang sangat sedikit, kami tidak mungkin dapat mengunjungi site-site yang bagus di sekitar Belize. tetapi kami tetap puas hanya dengan mengunjungi pusat kotanya dan mendapat senyum ramah dari masyarakat nya.
Semoga Belize tetap menjadi tempat berwisata yang indah di daerah Caribean sehingga taraf ekonomi penduduknya bisa terangkat dan mensejahterakan keluarga-keluarga yang banyak bergantung hidupnya di sektor parisata.